Jumat, Mei 25, 2012
Rosulullah SAW Tauladan Sepanjang Zaman
Rosulullah SAW Tauladan Sepanjang Zaman
Kaum
muslimin jamah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Marilah
kita senantiasa berupaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT. Takwa dengan makna yang sesungguhnya, selalu berupaya mengabdi pada Allah
dalam setiap aktivitas kita dengan penuh keikhlasan dan mengharapkan
keridhoan-Nya semata. Juga selalu merasa khawatir dan takut jika perbuatan yang
kita lakukan membawa kita kepada kemurkaan Allah SWT.
Hadirin
sidang jumat yang berbahagia
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً
لِلْعَالَمِينَ
"Tidaklah
Kami mengutusmu wahai Muhammad kecuali untuk menjadi rahmat sekalian alam"
(Al-Anbiyah: 107)
Rosulullah
bukan hanya menjadi rahmat buat kaum muslimin yang menjadikan beliau sebagai
panutan dan contoh sejati dalam merealisasikan ketaatan kepada Allah, dalam
bersosialisasi sehari, menjadi ayah, menjadi suami, menjadi kakek bahkan
menjadi seorang pemimpin. Tetapi Rosulullah juga adalah rahmat untuk alam
sejagat ini, yang di sana hidup manusia-manusia yang tak pernah tahu dan mau
tahu buat apa mereka diciptakan oleh Allah. Dengan diutusnya Rosulullah saw ke
dunia, dengan membawa cahaya islam, Islam telah mampu merubah kehidupan umat
manusia ke arah kehidupan yang penuh makna, menerangi dengan ilmu pengetahuan
dan kemakmuran.
Kaum
Muslimin jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Saat
zaman sekarang ini sedang mencari seorang panutan yang ideal yang patut
dicontoh, Al-Quran sejak 14 abad yang lalu telah menegaskan:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
"Sungguh
terdapat dalam diri Rosulullah suri tauladan yang baik" (Al-Ahzab: 21)
Seorang
sosok pribadi yang mulia, yang begitu mencintai umatnya, saat kematian akan
menjemput beliau yang beliau ingat dan pikirkan adalah umatnya. Hari-hari
Rosulullah pun semasa hidupnya adalah memperhatikan bagaimana umatnya mendapat
kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akherat.
Kaum
Muslimin yang dimuliakan Allah
Rosulullah
telah menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan tersenyum. Anas bin Malik
melanjutkan ucapannya: "Ketika aku di depan pintu rumah Aisyah, aku
mendengar Aisyah sedang menangis dengan kesedihan yang mendalam sambil
mengatakan, "Wahai orang yang tidak pernah memakai sutera, wahai orang
yang keluar dari dunia dengan perut yang tidak pernah kenyang dari
gandum, wahai orang yang telah memilih tikar daripada singgahsana, wahai orang
yang jarang tidur di waktu malam karena takut Neraka Sa'ir."
Kaum
Muslimin jamaah Sholat jumat yang di muliakan Allah
Begitulah
ungkapan Aisyah seorang istri Rosulullah yang menyadarkan kita bahwa begitulah
keseharian Rosulullah tatkala beliau masih hidup. Padahal beliau adalah orang
yang telah dijamin Allah untuk masuk surge. Kini sudah 14 abad berlalu saat
Rosulullah meninggalkan umatnya, tetapi ajaran beliau selalu hidup dan akan
selalu menghidupkan hati orang-orang beriman. Ada beberapa hal yang hendaklah
selalu diingat dan diwujudkan, sebagai wujud kecintaan kita kepada Rosulullah
saw:
Pertama:
Ikhlas dan mengikuti tuntunan Rosululllah dalam beribadah
Hal
ini ditegaskan oleh Allah Swt dalam firmannya:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو
لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ
رَبِّهِ أَحَدًا
"Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya." (Al-Kahfi: 110)
Rosulullah
saw bersabda:
عن عائشة قالت قال رسول الله صلى الله عليه و سلم (
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
Barang
siapa melakukan amalan bukan sesuai dengan tuntunanku maka ia ditolak. (HR.
Bukhori Muslim)
Kedua
: Konsisten dalam ketaatan kepada Allah SWT
Kaum
Muslimin yang dimuliakan Allah
Saat
Umar bin Khattab berteriak lantang dengan penuh kesedihan sambil
menghunus pedangnya sambil mengucapkan: "Barang siapa yang
mengatakan bahwa Muhammad telah mati akan aku tebas lehernya".
Setelah
Abu bakar menutup kembali kain panjang yang menutupi wajah Rosulullah yang
mulia, tetesan air mata mengalir membasahi pipi dan janggutnya, ia kemudian
bangun dan melangkah keluar menjumpai Umar. Ia tahu perasan Umar yang tidak
dapat menerima kehilangan Rasul. Dia sendiri sedang bergelut dengan kesedihan
yang amat dalam. Lalu dia pun berseru dengan nyaring. Seruan itu ditujukan
kepada semua yang hadir terutama kepada Umar. "Barang seiapa
menyembah Nabi Muhammad, sesungguhnya Rasulullah benar-benar telah wafat. Dan
barang siapa menyembah Allah,maka Allah tidak pernah mati dan abadi
selama-lamanya."
Kemudian
beliau membacakan sebuah firman Allah dalam Al-Quran:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ
خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى
أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا
وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
"Dan
tidaklah Muhammad itu kecuali seorang Rasul. Sudah berlalu rasul-rasul lain
sebelumnya. Kerana itu, Apakah jika Muhammad meninggal dunia atau terbunuh, kamu
akan murtad dan kembali kepada agama nenek moyang kamu? Sungguh barang siapa
murtad kembali kepada agama nenek moyang, tidak sedikit pun menimbulkan
kerugian kepada Allah SWT. Dan Allah akan menganjarkan pahala bagi orang-orang
yang bersyukur." (Ali Imran:144)
Tiba-tiba
Umar terjatuh lemah di atas kedua lututnya. Tangannya menjulur kebawah bagaikan
kehabisan tenaga. Keringat dingin membasahi seluruh badannya. Bagaikan baru
hari itu dia mendengar ayat yang sudah lama disampaikan oleh Rasul kepada
mereka. Umarpun menangis terseduh-seduh, tangis kecintaan tersebut terus
merambat ke hati para sahabat dan ke seluruh hati umat sehingga akhir zaman.
Walau
Rosulullah telah tiada, ketaatan kepada Allah harus terus adalah selamanya.
Ketiga
: Meneladani kehidupan Rosulullah
Banyak
sisi dari kisah kehidupan Rosulullah yang mesti diteladani oleh umat islam,
apalagi pada saat sekarang ini, bangsa kita sangat membutuhkan pemimpin yang
dapat membimbing bangsa yang bukan hanya selamat dari krisis global, tapi yang
lebih penting dari pada itu seorang pemimpinyang juga dapat membimbing bangsa
hingga mereka selamat di akherat kelak.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
"Sungguh
terdapat dalam diri Rosulullah suri tauladan yang baik" (Al-Ahzab: 21)
Keempat
: Mencintai Rosullullah
Mencintai
Rosulullah adalah kewajiban, membela kehormatan Rosulullah merupakan keharusan,
karena itu adalah tanda dari keimanan. Sebagaimana sabda Rosulullah dalam
hadist shahih:
عن أنس قال
قال النبي صلى الله عليه و سلم : ( لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من
والده وولده والناس أجمعين )
Dari Anas r.a Rosulullah bersabda:
"Tidak beriman salah seoarang dari kalian sehinga menjadikan Aku lebih
dicintai dari anak dan orangtuanya dan seluruh manusia."
Kecintaan
orang beriman kepada Rasulnya yang tidak pernah putus sekalipun oleh kematian
karena kecintaan atas dasar iman itu tetap lestari dan abadi. Tangis
kecintaan kepada Rosulpun masih menggema di masjid Rosulullah keesokan harinya,
tatkala bilal melafazkan azan, ia tak sanggup melafazkan Asyhadu Anna
muhammadan Rosulullah, ia pun menangis, kaum musliminpun menangis.
Kelima:
Berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunah
Umat
saat ini sangat dituntut untuk benar-benar kembali kepada Al-Quran dan Sunah
sebagaimana pesan Rosulullah ketika akan wafat, itulah yang akan membimbing
mereka menuju keselamatan di dunia dan akherat.:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا
فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Ini
adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari
jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa."
(Al-An'am : 153)
بارك الله لي
ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بهدي سيد المرسلين. أقول
قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين، فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ
تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن
يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ
عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا} ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ
وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ
فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Langganan:
Postingan (Atom)