Senin, November 28, 2011

MIMPI MIMPI LINTANG MARYAMAH KARPOV


TETRALOGI
MIMPI MIMPI LINTANG MARYAMAH KARPOV


ALI MAKSUM
XI IPA 3
02


SMA NEGERI 2 PURWOREJO
2011
MIMPI LINTANG

  1. Judul
Judul dari buku ini adalah Maryamah Karpov.

  1. Data buku
Judul buku                  : Maryamah Karpov.
Nama pengarang         : Andrea Hirata.
Tahun terbit buku        : 2008
Penerbir                       : penerbit Bentang ( PT Bentang Pustaka )
Tebal buku                  : xii + 504 hlm ; 20,5 cm.
Jenis kertas                  : biasa/buram.
Harga buku                 : Rp. 79.000,00.
No. ISBN                    :  9789791227452 
Kategori                      : romance.

  1. Isi buku
    1. Unsur intrinsik  
1.      Tema
Tema yang diambil dalam novel itu adalah tentang pengorbanan cinta seseorang kepada orang-orang yang ia sayangi, termasuk sang dambaan hati. Secara umum novel Maryamah Karpov ini menceritakan tentang kehidupan sosial masyarakat Belitong.
2.      Alur
a)      Tahapan Alur :
·         Tahap penyituasian : ketika sang penulis merindukan seseorang yang ia sayangi.
“…. Sesuatu kembali menyesaki dadaku. Aku ingin mengayuh sepeda kencang-kencang
melewati took itu, tetapi aku tak mampu beranjak. Hatiku terendam air mata rindu,
sungguh rindu, sampai rasanya aku membeku. Kemana lagi aku harus mencari A Ling?
Semua tempat telah kutempuh, semua orang telah kutanya, tak ada kabar beritanya, tak tahu rimbanya.” (halaman 195).
·         Tahap pemunculan konflik : “pisang-pisang kipas bernyawa, tiang-tiang bendera bertelinga. Tak tahu dari siapa, berita aku akan membuat perahu menyebar kemana-mana, dan aku dituduh sakit jiwa. Sampa-sampai aku tak berani melintas di pasar karena tak tahan berhari-hari dicela.” (halaman 237).
·         Tahap peningkatan konflik : “dengan aba-aba dari Lintang, pompa dihidupkan. Percobaan pertama, dan ternyata gagal. Sebab, ternyata sangat susah menggosongkan drum secara simultan. Empat drum melonjak ke permukaan, jelas tak mampu menggerakkan perhu sedikitpun. Perahu itu sangat berat seperti sebuah panser yang terbenam. Eksyen dan komplotannya berteriak-teriak girang melihat kami gagal….” (halaman 343).
·         Tahap klimaks : “sementara perahu-perahu anak buah Tambok makin dekat. Lalu kudengar letupan-letupan senapan. Merekan menembaki perahu kami dengan senapan rakitan. Mahar menaikkan layar dan aku memutar haluan. Tujuan kami adalah timur dan angin barat serta merta mendorong kami.” (halaman 430).
·         Tahap penyelesaian : “di tengah hamparan ilalang, A Ling berdiri sendirian menunggu. Kami hanya diam, tapi A ling tahu apa yang telah terjadi. Ia terpaku lalu luruh. Ia bersimpuh dan memeluk lututnya. Matanya semerah naga. Ia sensenggukan sambil meremas ilalang tajam. Seakan tak ia rasakan darah menguncur di telapaknya. Ia menarik putus kalungnya, menggulungkan lengan bajunya, dan memperlihatkan rajah kupu-kupu hitam di bawah sinar bulan. Ku katakan padanya bahwa aku tak’kan menyerah pada apapun untuknya dan akan ada lagi perahu berangkat ke Batuan. Ku katakan padanya, aku akan membawanya naik perahu itu dan kami akan melintasi Selat Singapura.
b)      Macam Alur
alam novel Maryamah Karpov, macam alur atau plot yang dipakai adalah regresif atau sorot balik. Alur yang dipakai penulis dalam novel tersebut terdapat cerita mundur atau kilah balik ke masa lampau untuk menceritakan suatu permasalahan dan kadang untuk memperjelas sesuatu. Sehingga alur yang dipakai bisa disebut alur campuran.
Bukti : “sungguh menyedihkan keadaan sekolah kami sekarang. Dulu ia dikucilkan zaman, sekarang ia masih senyam sendirian. Kami tertegun bergandengan tangan. Tak seorang pun bicara karena kami terlena mendengar suara Bu Muslimah dari dalam kelas itu, gelak tawa, sedan tangis,bait-bait puisi, dan dialog sandiwara kami dulu. Lalu mengalun suara kecil Lintang menyanyikan lagu Padamu Negeri, hanya untuk menyanyikan satu lagu itu saja ia dengan gagah berani mengayuh sepeda empat puluh kilometer. Dari rumahnya di pinggir laut: Di kelas itu, meski suaranya sumbang, ia bersenandung sepenuh jiwa.”
3.      Penokohan
a)      Tokoh dalam Novel
·         Peran Utama :
o   Ikal
Bukti “  Ikal, kau kuberi kehiormatan menjadi ketua panitia penyambutan dokter itu” ( hal: 99).
o    Ayah
Bukti “  ayah masih saja terdiam, sering aku bertanya pada diri sendiri…” (hal 90).
o   Arai
Bukti “  Arai, Arai, teriak ku” (hal:167).
o   Mahar
Bukti “  Mahar yang telah lama aku tunggu pun akhirnya tiba. Demi melihatnya datang…..” (hal 275).
o   Lintang
Bukti “  Lihatlah Nurmi main Biola, kata Lintang.” (hal: 285).
o   A Ling
Bukti “  curi akku dari pamanku, kata A Ling” (hal: 495).
o   Ketua Karmun
Bukti “  ada apa, ketua Karmun?” (hal: 160).
o   Tuk Bayan Tula
Bukti “  Tuk Bayan Tula turun dari rumah panggungnya……” (hal: 398).
b)      Karakter dan Ciri Fisik Tokoh
·         Ikal : selalu ingin tahu (bukti: …aku penasaran ingin tahu, … {halaman 151} ), rambut ikal (bukti: aku di panggil si Ikal, lantaran rambutku ikal {halaman 178} )
·         Ayah : berbesar hati (bukti : namun tiba-tiba menegakkan tubuhnya. Sejurus kemudian ia berjalan menuju kawan-kawannya. Ayah menyalami mereka satu per satuuntuk mengucapkan selamat {halaman 11} )
·         Arai : penakut ( bukti: rasanya ingin aku terkencing-kencing. Aku dan Arai tak berani mendekat. {halaman 159} ), kurus (bukti: …, pria kurus tinggi nan penyakitan… {halaman 169} )
·         Lintang : pintar (bukti: aku merinding mendengarnya. Betapa spektakuler ide ini…. {halaman 330} )
·         A Ling : cantik ( namun, jika cantik-A Ling contonya-tatapannya mampu mencairkan tembaga {halaman 131} )
·         Mahar: tidak putus asa (bukti: akhirnya, Mahar tanpa putus asa hanya tinggal satu harapan lagi yaitu bungkusan yang selalu dibawanya kemana-mana… {halaman 407} )
·         Ketua Karmun: tak putus asa (bukti: dan, bukan Ketua Karmun namanya jika menyerah begitu saja… {halaman 438} )
·         Tuk Bayan Tula: sombong (bukti: Tuk memalingkan wajah… {halaman 406})
4.      Sudut Pandang
Penulis menulis novel Maryamah Karpov ini dengan gaya pengarang sebagai pelaku utama, sehingga dalam cerita tertera kata “aku” dan penulis juga sering mengungkapkan apa yang dirasa maupun dipikirnya dalam untaian kata yang indah.
5.      Amanat
·         Kita sepatutnya memperjuangkan cinta demi kebahagiaan hidup ini, walaupun cara untuk memperjuangkan cinta itu penuh dengan pengorbanan
Dalam sebuah cerita disana digambarkan agar tidak berpoligami karena sudah ada bukti nyata akibat poligami
·         Sebaiknya masyarakat Indonesia harus mulai bisa menumpas ketelatan dalam segala bidang, karena jika tidak maka bisa saja merugikan diri sendiri. Walaupun kita tahu umunya masyarakat Indonesia bertabiat menyerahkan sesuatu sesuai deadline atau bahkan beberapa detik sebelum penentuan jam terakhir.
·         Sebaiknya pemerintah tidak sibuk dengan kebahagiaannya sendiri, sehingga nantinya masyarakat kecil bisa sedikit tak terabaikan
·         Kegagalan adalah sukses yang tertunda,sehingga dengan seni dapat memberi ilmu untuk menyiasati hidup.
·         Siapa yang menabur senyum , dialah yang akan menuai cinta.
·         Seseorang yang menjadi sumber kekuatan terbesar adalah pula sumber kelemahan terbesar.
·         menurut ketentuan agama, tak boleh mendiamkan orangtua bertanya lebih dari tiga kali.
    1. unsur ekstrinsik
·         Tempat tinggal pengarang : Provinsi Belitong.
·         Pendidikan pengarang                  : Master Of Economic Of Science, Paris.
·         Latar belakang sosial budaya        : budaya Provinsi Belitong
·         Latar belakang poititik                  : reformasi.
    1. Analisis
Salah satu buku dari Tetralogi Andrea Hirata ini, merangkum semua cerita dari keseluruhan tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Endensor dan Maryamah Karpov. Sangat mengangkat Provinsi Belitong dan berhasil menjadi buku best seller.
Novel ini menceritakan kisah nyata kehidupan sang penulis yang berperan sebagai Ikal di Belitong dari mulai masa kecil bersama sepuluh teman temannya, salah satu temannya bernama Lintang yang pandai dan cerdas lagi rendah hati.
Jika dalam cerita tetralogi sebelumnya yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Endensor menceritakan tentang masa kecil serta perjalanan hidupnya tahap demi tahap, maka dalam novel Maryamah Karpov ini lebih menekankan pada cerita percintaan Ikal kepada Aling yang lama menghilang.
Pencarian Ikal akan hilangnya Aling melalui proses jalan yang panjang dan melalui usaha keras, dari mulai membuat perahu, menghadapi penjahat lau, pokoknya apapun dia perbuat demi perempuan bernama Aling itu. Sampai akhirnya Ikal dapat menemukan Aling namun ada lagi rintangan yaitu sikap ayah Ikal yang tidak setuju dengan rencananya menikahi Aling.
Judul Novel ini Maryamah Marpov bukan berarti nama pemeran utama dalam Novel ini, Maryamah Karpov adalah salah satu peran dalam Novel ini sebagai pemilik kedai kopi didaerah tempat tinggal Ikal yang sering menyuguhkan hiburan berupa permainan Biola oleh putrinya, jadi yang di cover novel ini adalah putri dari pemilik kedai bernama Maryamah Karpov.
Bagi yang belum sempat membaca Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Endensor, dalam karya pamungkasnya Maryamah Karpov, terdapat rangkuman cerita sebelumnya jadi jangan khawatir untuk tidak tahu cerita sebelumnya karena dalam Maryamah Karpov ada ulasannya dalam beberapa Bab.
Alur ceritanya begitu menarik, kaya akan kosa kata dan kaya akan bahasa sastra namun tetap tidak membosankan, disatu alur ada kala sedih, kocak dan membuat semangat juga.

1. Keunggulan Isi Buku
Keunggulan novel ini terutama ada pada kemampuan menghidupkan lagi hikayat (dongeng) dan kisah keterlibatan seseorang secara utuh baik dengan diri sendiri, dinamika masyarakat, keyakinan, bahkan menghadapi hal-hal yang tampak absurd. Meski agak berlebihan dan terkesan dipaksa, Ikal dengan cara sendiri membuktikan bahwa dirinya bisa bermanfaat. Bukankah setiap manusia ingin mendapat peran maksimal dalam kehidupan yang dia jalani? Ikal telah melakukan itu dengan baik sekaligus memperlihatkan ketabahan dalam menghadapi masa-masa sulit buku ini terdapat pesan moral. misalnya, betapa gigihnya Ketua Karmun dalam menyosialisasikan tentang kesehatan gigi bagi masyarakat. Ia tidak menyerah mengajak masyarakat untuk pergi ke dokter gigi, bukan ke dukun gigi. dan ikal jadi tumbal sebagai pasien pertama dokter gigi 'dari Jakarta'.

2. Kekurangan Isi Buku
Buku Maryamah Karpov mempunyai kelemahan. Ada beberapa hal yang mengganjal setelah selesai membaca, antara lain tidak ditemukannya hubungan langsung antara judul dan bangunan cerita secara keseluruhan. Maryamah Karpov di sini digambarkan sebagai seorang perempuan yang biasa dipanggil mak cik, mendapat tambahan nama belakang karena sering terlihat di perkumpulan jago-jago catur di warung kopi "Usah Kau Kenang Lagi" dan mengajari orang langkah-langkah a la Karpov.
Ada juga hal yang ganjil pada saat Ikal menemukan bangkai perahu lanun di dasar sungai Linggang. Keputusan untuk meng'kanibal'kan material kayu kapal lanun demi menyempurnakan haluan perahu "Mimpi-Mimpi Lintang"-Ikal memberi nama perahunya seperti itu untuk menghormati sahabatnya-rasanya sesuatu yang tak masuk di akal. Mana mungkin seorang Ikal yang notabene seorang berpendidikan tinggi mengabaikan nilai historis sebuah perahu yang telah karam ratusan tahun lalu hanya demi ambisi membangun perahu baru.
Kisah Ikal dapat mengangkat kapal Lanun (perampok) yang karam di sungai Linggang yang sudah berpuluh-puluh tahun dengan bantuan Lintang yang dapat menguraikan rumus tekanan dan momentum juga cukup tidak masuk akal, apalagi Lintang bukan seorang berpendidikan tinggi, di sini Andrea juga seolah menyamakan pengetahuan dan ilmu pengertahuan adalah sama.

  1. Penutup
Novel maryamah karpov adalah salah satu novel pembangkit semangat. Selain iru juga memiliki amanat yang bagus. “Keberanian dan keteguhan hati akan membawa kita ke banyak tempat dan peristiwa”.

  1. Daftar pustaka
Harata, Andrea. 2008. Maryamah Karpov. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Sastromiharjo, Andoyo. 2011. Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya: Yudistira.

  1. Lampiran
    1. Sinopsis
Cepat nian waktu berlalu, rasanya baru kemarin Aku tib di Terminal bus Gallieni bersama sepupuku Arai. Tergangga di bawah kangkangan nyonya besar menara Eiffel, dan tahu-tahu Aku telah menyelesaikan studiku.
Semua itu bagai madu setelah beberapa kata terkhir terucap dari bibir professor turnbull. Beliau bersabda, “ oraik young man, kamu lulus, keluar sana”.
Di bawah menara bastille, Aku melamun, lalu Aku menarik garis prjalanan hidupku dari titik awal mula Aku beranjak, yaitu di sekolah dasar Laskar Pelangi. Sekolah yang jauh di sana, terpencil. Dan sekarang, di dini Aku tertegun, terkesima akan misteri kebesaran ilahi.
Jika Aku dulu tak pernah bermimpi, jika Aku dulu tak menegakkan sumpah untuk sekolah setinggi-tingginya, sekarang Aku dapat melihat diriku denga terang sore ini: sedang berdiri dengan dengan tubuh hitam kumal, yang kelihatan hanya mataku, memegang sekop yang menghadapi gunungan timah. Aku menolak semua itu. Aku menolak semua nasib pada ayahku dan kaumku.
Lkini tuhan telah memeluk mimpiku, detik ini, di Jantung Paris, di hadapan tonggak penjara Bestille.di sini, atas nama harkat kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku saat nasib membuktikan sifatnya yang hakii bahwa ia memihak kepada para pemberani.
Hari demi hari kulalui, berbagai party perayaan kellusan ku hadiri. Setelah usai, Aku kembali ke tanah air. Dari paris aku terbang selama 17 jam, Aku singgah di Changi, Singapura,  kemudian Aku melanjutkan ke bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Setelah keluar Jakarta, Aku meneruskan ke Belitong kampungku dengan menaik kapal lawit. Berbagai keprihatinan dan ketidak manusiawian terjadi di dalam perjalan itu, perjalanan yang menegangkan dan menyedihkan.
Sesampai di belitong, kesepian tiba-tiba menusukku dari segala penjuru. Dadaku I sesaki sesuatu yang ak dapa Aku lupakan. Di depan sebuah Toko Kelontong yang terabaikan itu,. Ku buka kembali lembran Collins Gem Word Atlas,halaman pertama bumi ditampilakn datar, dan seandainya ku kembangkan paying raksasa dari pasar ini, maka puncak paying itu adlah Perancis, jari-jari pada sisi paling kanan akan menggapai ujung barat Federasi Rusia di apal batasnya dengan Mongolia.sisi kirinya terbentang jauh ke Cot d’ivoire-Ivory Coas alias panyai gading-di ujung paling timur Afrika. Itulah tempat-tempat petualangan Ku.
Sulit di percaya, penjelajahan demi perjalanan Aku lakukan hanya untuk cinta. Cinta yang mencegatku DI Toko Kelontong Sinar Harapan, persis di depan KU kini, masih seperti dulu.
Aku sadar, kemanapun nasib membawaku, semua dari sini, air maaku menepi karena kehilangan nan tak eragungkan. A Ling, dialah sosok itu. Namun Aku tahu, cinta pertama itu masih akan membawaku ke tempat-tempat asingyang takku bayangkan. Utara, selalu kurasakan A Ligmemanggilku dari utara, dan Aku akan kesana untuk mencarinya. Meski berbelas-belas tahun teah berlalu, Aku masih melihat Aling berdiri di ambang pintu took itu, tersenyu kepadaku .
Waktu demi waktu terus berjalan,. Akupun mendengar oeneman 2 jenazah di Dermaga. Ketika itu Aku terkesiap dengan melihat Tato di slah satu lengan atas jenazah itu. Tao itu adalah rajah yang rasanya amat Ku kenal.
Aku takut sekaligus ingin tahu,. Dadaku berdebar-debar mendekati mayat itu. Aku tertegun di samping mayat ber rajah itu. Siapakah dia? Di mana Aku pernah bertemu dengannya? Rajah itu, rajah kupu-kupu di lengan itu, rajah itu adalah tato titah trah keluarga A Ling. Ini adalah kunci sekaligus tanda bahwa A Ling tak jauh dariku saat ini.
Berbagai informasi ku kumpulkan. Akupun dapat informasi batetang sebuah tempa, yaitu Batua. Di situlah mayat itu berasal, tempat perdembunyian sekaligis tempat kawasan Lanun Malaka.
Berbagai cara Aku gunakan, Akupun memutuskan untuk pergi ke sana, untuk memastikan bahwa A Ling di sana dan Aku akan membawanya pulang.
Di bantu kawan-kawan KU, Laskar Pelangi, akhirnya ku bangun sebuah perahu . semua itu berkat bantuan kawan-kawan, utamanya Mahar dan Lintang.
Hari demi hari terus berganti seiring waktu Ku tuk membangun perahu. Akhirnya 10 ulan tepat perahu siap berlayar, di temani Mahar, Chung Fa, Kalimut, Akupun berangkat menuju Batuan. Di sanalah Aku menemukan A ling kembali dan Ku membawanya pulang.
Ketika perahu telah mendarat kembali di belitong. Ketika Aku hendak mwminangnya. Malang bukan Kepalang, setelah mendapat persetujuan keluarga A Ling, Aku sungguh tak menyangka. Nasib buruk ini menimpaku. Bersama A Ling, Aku tak direstui Ayah Ku.

Tidak ada komentar: